WHAT WE DO ?

Kami yakin bahwa perlindungan lingkungan hidup tidaklah cukup dengan disuarakan saja, namun diperlukan tindankan nyata dari semua unsur staek-holder di tingkat daerah maupun di tingkatan pemerintahan pusat.

Kami tidak bisa melakukannya sendiri, kami butuh dukungan anda, saran, kritik serta aksi anda, untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik.

CONTACT INFO
  • Address: Jl. M. Saidi Sei Ilir, Ps. Bangko, Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi 37311
  • Phone: (0746) 322975
  • Email: office@ltb.or.id

D'Jangkat Sungai Tenang tidak hanya sebatas Brand Kopi Lokal Saja

Cerita Desa Lembaga Tiga Beradik 02 March 2020

LTB - Cerita kopi sebagai minuman favorit saat ini tidak lah hal yang baru, dahulu orang tua, leluhur kita juga minum air hitam yang biasa kita sebut kopi/kawa. Saat sekarang ini semua orang dengan mudahnya menikmati secangkir kopi yang tersedia di Coffee Shop yang menawarkan berbagai macam varian jenis rasa yang mau kita minum atau lebih dikenal dengan espresso, latte, Americano, vietnamdrip, dan capucino. Salah satu Kabupaten produsen kopi Robusta adalah Merangin dimana kebun – kebun kopi tersebar di beberapa Kecamatan; Muara Siau, Lembah Masurai, Jangkat dan Jangkat Timur (Sungai Tenang) rata – rata ketinggian tanam berkisar 300 – 1300 Mdpl.

Kopi yang nikmat (enak) tidak lepas dari cara petani merawat kebun kopi itu sendiri dan proses paska panen yang petani lakukan tentang dengan petik merah. Kita ketahui proses paska panen itu sendiri ada empat;
1. Fullwash proses yang dilakukan biji merah (cerry) yang dipetik terlebih dahulu direndam di dalam wadah, biji kopi yang mengabung kita pisahkan. Biji kopi yang tenggelam tersebut dimasukan ke mesin pulper guna mengupas kulit merah dari biji kopi dan hanya meninggalkan lendir. Biji kopi yang masih berlendir tersebut kita fermentasi didalam bak/wadah yang berisikan air selama 1 – 2 hari guna mengilangkan lendir yang ada di biji kopi dan setiap 6 jam sekali air rendaman biji kopi tersebut diganti. Setelah lendir dari biji kopi tidak lagi lengket baru lah di jemur sampai kadar air 12%. Setelah kering biji kopi dimasukan kedalam mesin huller guna mengupas kulit tanduk yang masih menempel selanjutya biji kopi yang telah di huller tersebut kita sortir/memisahkan biji kopi yang cacat dangan yang bagus (mulus).
2. Semiwash proses yang dilakukan biji merah (cerry) yang dipetik terlebih dahulu direndam di dalam wadah, biji yang mengabung kita pisahkan. Biji kopi yang tenggelam tersebut dimasukan ke mesin pulper guna mengupas kulit merah dari biji kopi dan hanya meninggalkan lendir. Biji kopi yang masih berlendir tersebut kita fermentasi didalam bak/wadar yang berisikan air selama 1 – 2 hari guna mengilangkan lendir yang ada di biji kopi dan setiap 6 jam sekali air rendaman biji kopi tersebut diganti. Setelah lendir dari biji kopi tidak lagi lengket baru lah di jemur sampai kadar air 40%. Setelah biji kopi kering dikadar air 40% selanjutnya biji kopi dimasukan kedalam mesin huller dan dijemur kembali sampat kadar air 12%. Selanjunya biji kopi yang telah kering 12% kita sortir/memisahkan biji kopi yang cacat dengan yang bagus.
3. Proses Honey, diproses ini biji cerry kopi yang telah dirambang/direndam kita masukan kedalam mesin pulper untuk memisahkan kulit merah, kita cuci bersih sampai kulit merah yang lengkat setelah di pulper bersih dari biji kopi. Biji kopi yang masih berlendir tadi langsung kita jemur sampai kadar air 12 %. Setelah kering biji kopi tersebut kita masukan kedalam mesin huller untuk memisahkan kulit tanduk dari biji kopi dan selanjutnya kita melakukan proses sortasi/pemisahan biji kopi yang cacat dan yang bagus.
4. Natural proses, proses ini sedikit berbeda dari ketiga proses diatas. Jadi cerry merah yang telah dirambang langsung kita jemur ditempat penjemuran sampai kadar air 12%, selanjutnya cerry yang telah kering tersebut kita huller dan proses selanjutnya kita sortasi/pemilihan biji kopi yang cacat dan yang bagus. Proses natural sedikir rumit dan cocok didaerah yang panas atau intensitas matahari yang tinggi tidak cocok didataran tinggi yang pada umumnya intensitas matahari sedikit.
Catatanya: biji merah/cerry merah

Ada pun keunikan dari masing – masing proses tersebut:
1. Karakter kopi dengan proses semiwash biasanya karakter rasa buah yang lebih kompleks.
2. Fullywash karakter rasa yang labih rasa buah lembut dan tipis
3. Natural karakter rasa lebih ke buah nangka atau wine
4. Honey proses karakter rasa nangka, tatapi lebih ringan, lembut dan tipis atau seperti rasa madu.

Pada umumnya karakter kopi Robusta pahit dengan body yang sedikit berat. Lain lagi dengan, kopi Robusta D’Jangkat Sungai Tenang yang berada di Kecamatan Jangkat Timur, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Pengalaman ku meminum kopi ini sedikit menarik, karakter rasa yang dihasilkan kopi ini ada rasa asamnya dan pahit yang agak enteng. Kopi Robusta D’jangkat Sungai Tenang begitu nama produk kopi yang diproduksi oleh petani - petani disini yang ditanam pada ketinggian ± 1000 - 1300 mdpl.
Saat ini petani sedang berupaya untuk menghasilkan produk kopi Fine Robusta. Hal baru yang masyarakat lakukan ketika belajar dari sekolah lapang yang meraka ikuti. Salah satu proses yang dilakukan oleh petani saat sekarang ini adalah Fullwash dan Natural yang sampai saat ini masih dilakukan ditingkatan petani.
Jauh sebelum petani mengenal budidaya kebun kopi yang baik, masyarakat cenderung berkebun dengan berpindah – pindah asumsi mereka tanah yang mereka tanamami kopi tersebut tidak lagi subur, tidak sampai 6 tahun kebun kopi mereka tinggal dan membuka rimba lagi untuk berkebun. Semakin hari kebun mereka semakin jauh dari desa dan rata – rata berada di atas bukit. Kebiasan masyarakat berkebun dengan perpindah – pindah mengabikatkan juga akan keterbatasan alat produksi (lahan). Kopi yang masyarakat jual pun berbentuk asalan yang kisaran rata – rata 20 – 23 ribu/kg dengan cara panen yang asalan (hijau, kuning, merah) diambil semua.

Saat ini masyarakat telah merasakan manfaat dari kegiatan sekolah lapang tersebut yang mana petani diajarkan terkait budidaya kopi nya baik atau P3S (Panen Sering, Pemangkasan, Pemupukan dan Sanitasi) dalam mengelola dan merawat kebun kopi meraka sendiri yang sebelumnya petani petik asalan sekarang telah mulai petik merah dan pemberian pupuk organik juga dilakukan. Kopi petani saat ini dihargai lebih dari harga biasa yang tengkulak biasa beli, dengan proses paska panen yang baik kopi petani lebih berkualitas dan harga jual yang menjamin.
Peran ibu – ibu juga tidak kalah penting dalam mempersiapkan kebun hingga proses paska panen, biasa nya ibu – ibu yang melakukan proses memetik dengan membawa “Kiding” wadah kecil yang biasa dipakai untuk keperluan kebun dan rumah tangga. Selain itu juga ibu – ibu juga telah membuat suatu Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk memproduksi kopi setalah paska panen untuk menjadi bubuk dan jual di desa sekitar. Dahulu masyarakat juga telah membuat bubuk kopi untuk konsumsi rumah tangga hingga kini budaya memproduksi bubuk kopi sedikir ditinggalkan jika ada acara “baralek” baru lah masyarakat memproduksi. Untuk memenuhi kopi dirumah tangga masyarakat lebih membeli kopi di toko yang kopi yang itu sendiri berasal dari desa meraka. Atas permasalahan tersebut inisiasi beberapa ibu – ibu membuat KWT untuk memproduksi bubuk kopi sedangkan kelompok bapak – bapak nya memprosuksi Fine Robusta (greenbean). Hingga tiga bulan terakhir ini kelompok ibu – ibu dan bapak – bapak terus berproduksi kopi yang berkualitas dan juga telah beberapa kali mengikuti pameran yang ada di jambi salah satunya HUT JAMBI Ke – 61 dimana pada acara tersebut kopi asli Jambi tampil disana.
Kabar gembira lagi untuk masyarakat Merangin khususnya petani kopi D’Jangkat Sungai Tenang bahwasanya produk kopi Fine Robusta D’Jangkat Sungai Tenang memenangkan lelang kopi yang diselenggarakan oleh SCAI bertempatan di Sanur – Bali pada tanggal 19 – 21 Oktober 2018. Event lelang ini baru pertama kali diikut sertakan, alhamdulilah proses yang dilalui selama 3 tahun belakang ini 2016 – 2018 mencapai hasil yang cukup memacu semua pihak untuk lebih mengedepakan produk unggulan di Kabupaten Merangin.
Kopi Robusta D’Jangkat Sungai Tenang mendapatkan juara satu lelang dari 13 untuk kelas kopi Single Origin Robusta mendapatkan score 83.46 dengan proses Fullywash dengan notes “Caramel, Grapes, Chocoa Powder dan Very Clear Flavor. Kopi yang diikut sertakan pada lelang adalah Kopi KWT Usaha Bunda Sitinjua Alam Desa Simpang Talang Tembago dengan nama petani Nasifah.

Selain Desa Simpang Talang Tembago yang melakukan proses pengolahan kopi masih ada dua desa lagi yang fokus memproduksi Fine Robusta; Desa Baru dan Desa Gedang. Ketiga kelompok/desa ini yang memakai brang D’Jangkat Sungai Tenang.
Ini merupakan prestasi yang bagus untuk petani kopi kita yang ada di Kabupaten Merangin khususnya petani kopi Robusta D’Jangkat Sungai Tenang. Secara tidak langsung petani kopi yang berada di kecamatan lain menerima dampak dari prestasi kopi D’Jangkat Sungai Tenang, sehingga Kopi Robusta Merangin dikenal masyarakat luas.

Apakah mampu Merangin menjadi Kota Kopi untuk Robusta? Mengapa tidak!
Kabupaten Merangin dianugerahi dengan kesuburan tanah dan alam akibat dari letusan Kaldera Masurai beberapa juta tahun silam. Dimana hal ini sangat mendukung sekali untuk menjadikan Merangin sebagai kota Kopi Robusta. Perkebunan kopi Robusta tersebar di beberapa kecamatan, disisi lain kopi Robusta Merangin telah mulai dikenali oleh masyarakat luas Indonesia lewat lelang yang diselenggarakan oleh SCAI. Pintu untuk menjadikan Merangin Kota Kopi Robusta sudah terbuka, tinggal bagaimana kesinergian semua pihak untuk menwujudkan impian ini.
Perjuangan untuk sampai hingga sejauh ini tidak lah mudah dilalui oleh petani dan tim NGO (LTB – Merangin) yang mendampingi petani, proses selama 3 tahun belakang membuat hasil yang tidak dipungkiri dari proses yang dilalui. Perjuangan kelompok yang masih manual dalam proses pengolahan kopi dengan sederhana tentunya tidak lepas dari kearifan local disana sehingga hadirnya Fine Robusta D’Jangkat Sungai Tenang dengan ciri khas yang berbeda Robusta pada umumnya.

Baca Juga :


Tags: Lingkungan Gender Cerita Desa Jurnalisme Warga Siaran Pers Kertas Posisi Opini