Tim peneliti Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Islam Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mempresentasikan hasil penelitian dalam acara “Dialog Parapihak.” Kegiatan ini mengusung tema “Peta Jalan Transisi Energi yang Adil dan Berkelanjutan di Provinsi Jambi”. Dan berlangsung pada Rabu, (6/11), di Ruang Rapat Pascasarjana Kampus I UIN STS Jambi.
Dialog ini merupakan kolaborasi antara FST UIN Jambi dengan Lembaga Tiga Beradik (LTB). Kegiatan ini sebagai wujud komitmen bersama dalam mendukung transisi energi berkelanjutan terutama di Provinsi Jambi.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Arfan, Ph.D., mengungkapkan bahwa acara ini diharapkan menjadi jembatan untuk memperkuat kesadaran mengenai pentingnya transisi menuju energi baru terbarukan. “Kerja sama antara masyarakat sipil, pemerintah, dan perguruan tinggi adalah kunci untuk mencapai perubahan nyata dalam sektor energi,” ujarnya.
Direktur Tiga Beradik, Hardi Yudha, S.I.P., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap para peserta yang hadir. Diaa juga mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jambi yang telah menjadi tuan rumah kegiatan dialog ini. Menurutnya, acara ini membuka ruang diskusi bagi parapihak yang peduli terhadap masa depan energi berkeadilan di Provinsi Jambi. Dialog Parapihak ini bertujuan menyusun strategi peta jalan transisi energi di Jambi, dengan menekankan keadilan sosial dan keberlanjutan lingkungan.
Tim peneliti UIN Jambi, yang diwakili oleh Ahmad Syukron Prasaja, M.Sc. Ketua Program Studi Sains Informasi Geografi, menjelaskan berbagai tantangan yang dihadapi dalam transisi energi. Salah satunya adalah dominasi penggunaan bahan bakar fosil yang berkontribusi besar terhadap emisi gas rumah kaca. Ia memaparkan bahwa pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi menjadi penyebab utama krisis iklim di wilayah Jambi.
Dalam penelitian tersebut, tim FST UIN Jambi menemukan bahwa Provinsi Jambi memiliki potensi energi terbarukan yang cukup signifikan, antara lain energi surya, bioenergi dari kelapa sawit, serta energi panas bumi di kawasan Kerinci. Meskipun demikian, keterbatasan infrastruktur dan regulasi masih menjadi kendala utama dalam pemanfaatan energi terbarukan tersebut.
Dialog ini melibatkan berbagai pihak, termasuk perwakilan pemerintah daerah, akademisi, serta organisasi masyarakat sipil yang turut berkolaborasi dalam menyusun langkah-langkah konkret. Upaya bersama ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Jambi pada energi fosil, menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.