WHAT WE DO ?

Kami yakin bahwa perlindungan lingkungan hidup tidaklah cukup dengan disuarakan saja, namun diperlukan tindankan nyata dari semua unsur staek-holder di tingkat daerah maupun di tingkatan pemerintahan pusat.

Kami tidak bisa melakukannya sendiri, kami butuh dukungan anda, saran, kritik serta aksi anda, untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik.

CONTACT INFO
  • Address: Jl. M. Saidi Sei Ilir, Ps. Bangko, Bangko, Kabupaten Merangin, Jambi 37311
  • Phone: (0746) 322975
  • Email: office@ltb.or.id

Workshop Multi Stakeholder "PES diwilayah Kebun Kopi"

Lingkungan Lembaga Tiga Beradik 21 December 2020

Cadangan karbon memiliki peran penting dalam ekosistem. Cadangan karbon dapat menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis yang dilakukan oleh vegetasi berklorofil. Vegetasi pohon merupakan salah satu penyimpan cadangan karbon terbanyak (Putri, 2019). Menurut Aminudin (2008), batang pohon menyimpan 65% dari total cadangan karbon pada pohon. Ukuran diameter (dbh) yang semakin besar akan menghasilkan jumlah biomassa yang lebih besar, sehingga jumlah cadangan karbon yang dihasilkan juga akan semakin besar nilainya (Hikmatyar et al 2015). Faktor lain yang mempengaruhi perbedaan jumlah cadangan karbon adalah jenis pohon, kerapatan pohon dan faktor lingkungan seperti penyinaran matahari, kadar air, suhu dan kesuburan tanah (Sugirahayu dan Rusdiana, 2011).) Jumlah cadangan karbon meningkat seiring meningkatnya rentang diameter pohon (Putri, 2019). Pengukuran cadangan karbon dapat dilakukan dengan cara non – destruktif dengan mengukur diameter batang pohon dan kemudian mensubstitusi nilai diameter ke persamaan alometrik yang telah tersedia. Tegakan pohon memiliki nilai kerapatan tajuk yang dapat diukur dengan pengukuran nilai Leaf Area Index (LAI). Menurut penelitian Zhang et al. (2014), nilai kerapatan tajuk, dalam hal ini LAI, dapat menjadi penduga yang baik untuk mengestimasi jumlah cadangan karbon.

Kawasan hutan atau wilayah yang memliiki vegetasi cukup baik jika di alih fungsikan menjadi lahan pertanian, perkebunan maupun pertambangan menimbulkan banyak masalah seperti erosi, kepunahan flora-fauna, banjir, longsor, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah tersebut akan bertambah berat dari waktu ke waktu jika tidak dilakukan mitigasi sejak dini.

Kegiatan Workshop Multi Stakeholder dalam rangka menyampaikan konsep pes serta menggali saran dan masukan dari stake holder terkait dan calon mitra konsep “PES diwilayah Kebun Kopi” yang akan kami kembangkan, dan mendorong partisipasi stake holeder dan calon mitra PES untuk mendukung dan terlibat dalam perbaikan budidaya kopi yang ramah lingkungan.

Sehingga kami berinisiatif mendorong pola pertanian yang ramah lingkungan khususnya di sektor perkebunan kopi rakyat di Kabupaten Merangin yang selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Ada dua poin utama yang kami lakukan dalam mendorong perkebunan kopi ramah lingkungan, diantaranya pengembangan kebun kopi dengan pola agroforestri dan pengembangan pupukorganik dengan pemanfaatan MOL (mikro organism lokal) yang ada di sekitar wilayah masyarakat, capain besarnya adalah peningkatan kapasitas produksi, produk berkulitas, peningkatan nilai ekonomi bagi petani kopi itu sendiri dan kelestarian ekosistem yang adil daan keberlanjutan. Untuk itu program PES kususnya di sektor perkebunan kopi rakyat di Kabupaten Merangin merupkan pilihan model alternative bagi semua pihak untuk berkontribusi secara langsung maupun tidak lansung untuk mewujudkan pola perkebunan kopi yang ramah lingkungan.

Baca Juga : Berapa Banyak Hama Yang Dapat Dikendalikan


Tags: Lingkungan Gender Cerita Desa Jurnalisme Warga Siaran Pers Kertas Posisi Opini